Mahasiswa ITB Membawa Nama Indonesia Di Ajang Perencanaan Kota Dunia
Dua mahasiswa Magister Rancang Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), Nabil Rizki Mulya Widodo dan Annisa Diah Astarini, ikut serta mewakili Indonesia pada ISOCARP’s 60th World Planning Congress “Diamond Anniversary Series– 1st International Conference for New Cities| Planning New Regenerative Cities” di Filipina (10-13/9/2024). Nabil dan Annisa merupakan delegasi mewakili kelompok penyusun yang terdiri atas Salsabila Purnomo Ajie, Nabil Rizki Mulya Widodo, Annisa Diah Astarini, Novita Ratnasari, Muhammad Ganendra Wijaksana, Lyna Zahida Mumtaz, dan Tina Stephanie.
Diselenggarakan oleh ISOCARP (The International Society of City and Regional Planners), Diamond Anniversary Series– 1st International Conference for New Cities| Planning New Regenerative Cities 2024 mengusung tema Planning New Regenerative Cities. Agenda ini menyoroti isu-isu hangat yang terjadi di perkotaan, meliputi tantangan dan peluang dalam merencanakan kota baru berkelanjutan, hingga penyediaan carbon-neutral energy dan nature-based solutions (NBS).
“Partisipasi kami dalam ajang ini memungkinkan kami berkontribusi secara global dengan akademisi dan praktisi profesional terkemuka, serta menyebarluaskan hasil studi dari studio Rancang Kota,” ujar Nabil.
Melalui presentasi dan diskusi panel, peserta dapat bertukar ide mengenai pengembangan proyek di masa depan. Selain itu, mereka memperoleh wawasan baru tentang penyusunan konsep perancangan yang berkelanjutan, sehat, dan regeneratif, yang sangat penting untuk mengikuti perkembangan inovasi dan tantangan global yang cepat.
Terdapat dua karya yang masing-masing dibawakan oleh Nabil dan Annisa pada International Conference for New Cities 2024. Judul tersebut merupakan hasil projek dari studio Rancang Kota II yang mengangkat tema pengembangan kawasan TOD Blok M, Jakarta.
Pada karya pertama, Annisa mempresentasikan karya berjudul “Unlocking Financial Scheme for New Regenerative City (A Case Study: Blok M, Jakarta” dengan fokus gagasan berupa skema pembiayaan pembangunan TOD dengan skema inbreng.
Kemudian, karya kedua berjudul “Development of the Future TOD Area in Blok M Jakarta as a Global Economy District” yang dibawakan oleh Nabil Rizki Mulya Widodo, dengan gagasan yang berfokus pada desain pengembangan kawasan yang bersifat human centric.
Kawasan ini dirancang untuk menjadi pusat aktivitas masyarakat, yang memadukan integrasi elemen work-play-live untuk menghidupkan kembali area tersebut.
Nabil dan Annisa mengaku bahwa proses persiapannya tidak mudah. Diawali dengan penyusunan abstrak, bahan presentasi, hingga portofolio.
“Tantangannya tentu terkait bagaimana mempersiapkan semuanya secara matang, mulai dari PPT, abstrak dan portofolio. Kami berusaha mencoba memberikan “paparan” yang sebaik mungkin, lengkap, dan mudah ditangkap oleh audience international di waktu yang terbatas,” ujar Anisa.
Mereka berpesan kepada teman-teman mahasiswa untuk tidak ragu mengikuti berbagai kompetisi guna menambah pengalaman mereka.
“Awalnya memang sulit dan penuh akan keraguan, tetapi semuanya akan terbayar dengan pengalaman yang sangat berkesan dan bermanfaat, mulai dari ilmunya hingga networking global yang kita dapat dari sana,” tutup Nabil dan Anisa.