Bantul Menjadi Pionir Untuk Mewujudkan Ekosistem Kreatif Secara Nyata
Kongres Kerajinan Indonesia (ICC) yang diinisiasi oleh Kabupaten Bantul telah diadakan di Sasana Aji Yasa ISI Yogyakarta. Dengan mengambil tema “Kerajinan Lokal Pasar Global”, acara ini, yang merupakan pertama kalinya diadakan di Indonesia, bertujuan untuk mewujudkan ekosistem kreatif yang telah dibangun dan dipelihara oleh Bantul.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, penyelenggaraan acara ICC sangat didukung. Beliau percaya bahwa jika ekosistem kreatif terus berkembang dengan baik, ini juga akan membuka lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah pandemi.
Ini adalah bagian dari upaya Kabupaten Bantul untuk bergabung dengan jaringan kota kreatif dunia yang diakui oleh UNESCO atau UCCN, khususnya dalam bidang kerajinan dan seni rakyat. Mengingat pentingnya kolaborasi antar kota dalam industri kreatif, jika Bantul berhasil masuk ke jaringan ini maka akan semakin memperluas pasar global bagi produk-produk kreasi lokal.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk memperluas jaringan kerja. Karena keterbatasan bahan baku di Bantul, kreativitas pelaku industri kreatif dan kompetensi yang mereka miliki menjadi sangat penting. Dengan bahan baku apapun, bahkan limbah kayu laut atau plastik, para pelaku industri kreatif di Bantul dapat mengubahnya menjadi produk kriya unggulan dengan nilai jual yang tinggi.
Halim menyatakan bahwa produk-produk industri kreatif di Bantul layak diacungi jempol karena bukti kekayaannya. Saat ini, terdapat sekitar tiga ribu industri kecil menengah yang berfokus pada kerajinan di Bantul. Bahkan, menurut data pada tahun 2022, 70% ekspor dari DIY berasal dari Bantul.
Kemampuan dan potensi Bantul dibahas dan dibagikan dengan narasumber lain, termasuk Wakil Walikota Banjarmasin dan Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul. Seperti Bantul, kedua daerah ini juga memiliki potensi kreatif yang unik.
Selain itu, pada sesi kedua ICC, kami diundang oleh Mary Armstrong Hammond, Koordinator UNESCO Creatives Cities of Crafts and Folk Art, Prof. Byung Hoon Jeong, focal point Jinju, dan Ir. Ronny Loppies, focal point Ambon City of Music secara daring. Setelah diskusi selesai, semua peserta ICC diajak untuk melihat berbagai produk kriya yang dipamerkan dalam Jogja International Furniture and Craft Fair di JEC. Ini adalah kesempatan yang bagus bagi para peserta untuk melihat langsung kemajuan produk kriya terbaru dan berkembang di pasar internasional.